Rabu, 25 Maret 2009

Global Warming masih “seru”">Perdebatan penyebab Global Warming masih “seru”

10 Januari 2008 at 11:33 pm | In Bencana Alam, Environment |
Tags: , ,

globalwarming.jpgKetika menuliskan Global warming ‘ngga bisa’ dicegah !">Global warming ‘ngga bisa’ dicegah ! tentunya banyak yang heran dan menganggap aku ngga konsen dengan lingkungan. Sebenernya bukan itu maksud saya menuliskan mengapa Global Warwing takbisa dicergah. Yang lebih penting perlu diketahui adalah bahwa yang diperlukan adalah bagaimana persiapan dan kesiapan kita “menyambut” kedatangan perubahan iklim. Persiapan “menyambut” ini lebih penting dari mencoba mencegahnya.

Nah kali ini Pak Awang H Satyana kawan dari BPMIGAS berdiskusi tentang bagaimana Global Warming ini telah menjadi sebuah “perdebatan” seru antara yang mempercayai disebabkan oleh ulah manusia dan mereka yang percaya GW hanyalah proses alami. KEdua kubu tentunya saling “melempar” hasil penemuannya.

Kata Pak Awang akhir tahun lalu, telah mendiskusikan soal penyebab pemanasan global saat ini (current global warming) apakah disebabkan alam (natural) atau manusia (man-made). Pak Awang selanjutnya menceritakan baru saja selesai membaca buku Al Gore (2006) : An Inconvenient Truth : the Planetary Emergency of Global Warming and What We Can Do about It - Rodale, New York. Ini buku yang sangat bagus, ilmiah, sederhana dalam penjelasan, santun dalam mengelola perbedaan pendapat, dan mudah dipahami. Di dalamnya banyak sekali foto2 spektakular dan info grafis yang baik sekali. Tentu Gore punya akses luas selama delapan tahun (1992-2000) sebagai wakil presiden AS ke lembaga-lembaga ilmiah di Amerika dalam mengumpulkan data yang ditampilkan dalam buku setebal 327 halaman ini. Buku ini sekaligus juga menjadi semacam otobiografi Al Gore karena Gore menganalogikan kepeduliannya kepada lingkungan sebagaimana kepeduliannya kepada keluarganya.

Buku ini merupakan the 1st New York Times Bestseller. Buku ini juga merupakan pendamping (companion) film DVD berjudul sama yang diapresiasi dengan the Academy Award untuk the best documentary feature. Usaha pembelaan linkungan Al Gore selama ini pun diganjar dengan Hadiah Nobel untuk perdamaian.

Al Gore sangat memahami perbedaan pendapat soal penyebab gobal warming. Di bawah kepemimpinan George Bush-Dick Chenney semua yang diprakarsai soal lingkungan selama masa Clinton-Gore benar2 dibalikkan. Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa Clinton-Gore berpendapat bahwa global warming adalah masalah serius akibat manusia, sementara Bush-Chenney memandang remeh global warming dan bukan karena manusia. Di dalam buku ini, diakomodasi perbedaan2 pendapat itu, ditampilkan fakta2nya, dengan pembahasan yang menurut saya : santun.

sunspot.gifSecara mudah perubahan iklim di bumi dapat dipikirkan adanya tiga penyebab, masing-masing berpikiran berdasarkan atas proses-proses yang terjadi bersamaan (korelasional) yaitu antara lain :

  • Akibat ulah manusia
  • Akibat perubahan sistem dari dalam bumi sendiri
  • Perubahan dari luar (astronomical) , misalnya perubahan sun-spot seperti disebelah kanan ini.

Pak Awang kali ini tak akan mengulas buku Al Gore terbaru itu, tetapi ingin “membenturkannya” dengan buku terbaru dari Sorokhtin et al. (2007) : Global Warming and Global Cooling : Evolution of Climate on Earth - Elsevier Amsterdam, yang ulasannya ditulis oleh Lee Gerhard di AAPG Bulletin edisi Desember 2007. Sorokhtin dkk menulis buku ini dengan prinsip “starting from first principles when examining a controversial topic is always a good approach“. Mereka mengakomodasi prinsip ini dengan ekstrim. Mereka memulai dengan teori komprehensif asal fisik dan atmosfer Bumi berdasarkan prinsip2 fisika dan geokimia. Mereka mengkuantifikasi proses2 ini dan memunculkan teori adiabatik evolusi Bumi. Perubahan iklim skala besar didekati oleh teori adiabatik evolusi atmosfer dan iklim, sementara perubahan skala kecilnya dikontrol oleh gerakan benua, daur Milankovitch, dan produk sinar Matahari.

Adiabatic Process

Sorokhtin dan kawan-kawannya menolak hipotesis bahwa global warming akibat manusia (anthropogenic). Menurut mereka, berdasarkan teori adiabatik ini, emisi gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya yang luar biasa besarnya pun tak akan mengubah temperatur atmosfer global. Mereka juga menolak teori gas rumah kaca sebagai penyebab perubahan iklim. Menurut perhitungan berdasarkan teori adiabatik, mereka menyimpulkan bahwa di dalam waktu 600 juta tahun, kandungan oksigen di dalam atmosfer akan menyebabkan temperatur global meningkat menjadi 80 C, sehingga Bumi tak akan layak dihuni seperti sekarang.

:( “Teori termodinamika tentang adiabatis udah lupa je pakdhe “

adiabatik.jpgTeori adiabatic ini mengacu pada teori termodinamika pada siklus kimiawi dari bumi itu sendiri. Rumitnya kandungan-kandungan gas didalam bumi sendirilah yang membuat perubahan siklus-siklus yang tidak sederhana. Proses adiabatis (no 3 dalam gambar disebelah ini) dahulu dipelajari ketiaka berbicara soal perubahan temperatur dan volume. Dalam proses adiabatik ini tidak ada kalor yang masuk maupun keluar, jadi teorinya bukan karena adnya penambahan kalor dari matahari seperti dalam gambar diatas. Proses adiabatis ini mestinya dipelajari sewaktu belajar teori thermodinamika kan ?

Sorokhtin dkk (2007) telah menantang teori gas rumah kaca sebagai penyebab perubahan iklim sebab menurut mereka teori ini masih belum cukup menjelaskan perubahan itu karena itu mereka menampilkan teori alternatif berupa teori adiabatik yang didasarkan kepada sistem dinamika Bumi.

Manakah yang benar antara Gore (2006) dan Sorokhtin et al. (2007) ? Kita bisa mengumpulkan informasi dan menganalisisnya sendiri serta menentukan pendapat pribadi. Pak Awang juga mengutipkan dua miskonsepsi dari Gore (2006) dari 10 miskonsepsi tentang global warming.

Misconception 1 “Scientists disagree about whether humans are causing the earth’s climate to change.” (hal. 308).
Komentar Al Gore : “In fact, there is strong scientific consensus that human activities are changing the Earth’s climate. Scientists overwhelmingly agree that the earth is getting warmer, that this trend is caused by people, and that if we continue to pump greenhouse gases into the atmosphere, the warming will be increasingly harmful.”

Misconception 3Climate naturally varies over time, so any change we’re seeing now is just part of a natural cycle.” (hal. 312).
Komentar Al Gore : “Climate does not naturally (extremely) change. By studying tree rings, lake sediments, ice cores, and other natural features that provide a record of past climates, scientists know that changes in climate, including abrupt changes, have occurred throughout history. But these changes all took place with natural variations in carbon dioxide levels that were smaller than the ones we are now causing. Cores taken from deep in the ice of Antarctica show that carbon dioxide levels are higher now than they have been at any time in the last 650,000 years, which means we are outside the realm of natural climate variation. More CO2 in the atmosphere means warming temperatures.

Di luar perdebatan itu, yang terbaik yang kita lakukan adalah mendukung dan melaksanakan secara pribadi dan keluarga usaha2 untuk menghemat energi. Sekecil apapun usaha ke arah itu akan tetap lebih baik dibandingkan ketidakpedulian. Hal2 kecil berikut adalah contoh usaha2 yang bisa kita lakukan : jangan boros menggunakan listrik di rumah, jangan boros menggunakan BBM, jangan boros menggunakan kertas. Usaha kecil yang akan berarti besar bila dilakukan konsisten dan masal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar